
Cakap di Telkomcel Annual International Summit 2025
Kapanlagi.com – Telkomcel Annual International Summit (TAIS) 2025 adalah konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Telkomcel untuk mengumpulkan para pemimpin industri, pemangku kepentingan, pemerintah, dan pelaku telekomunikasi dari seluruh dunia. Mengusung tema “Empowering Innovation, Empowering the Nation”, acara ini bertujuan untuk mendorong inovasi, mempererat kolaborasi, serta membentuk masa depan industri digital di kawasan Timor-Leste. TAIS 2025 akan menghadirkan berbagai diskusi panel, showcase inovasi digital, dan peluang networking yang melibatkan start up, korporasi, serta pemerintah.
Salah satu sesi utamanya yaitu Business Talks menghadirkan Yang Mulia Kay Rala Xanana Gusmão, Perdana Menteri Timor-Leste; Abdul Rahman Ansyori, Chief Technology Officer (CTO) Telin; Adir Ginting, Head of Enterprise di Google Indonesia dan Tomy Yunus sebagai CEO dan Co-founder Cakap. Tomy Yunus sebagai salah satu panel dalam sesi ini memberikan wawasan mendalam mengenai tantangan dan peluang bagi startup di pasar berkembang, khususnya di Timor-Leste. Berikut adalah poin-poin yang dipaparkan.
Advertisement
1. Strategi Membangun Startup di Pasar Berkembang
Menurut Tomy, kunci utama dalam membangun start up di pasar berkembang adalah menghadirkan solusi hiper-lokal yang memberikan nilai tambah bagi ekosistem yang sudah ada. Ia menekankan bahwa bundling antara konten edukasi dan paket data dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan aksesibilitas serta menjangkau lebih banyak pengguna. Selain itu, Tomy menyoroti pentingnya program seperti Telkomcel Digi-Star sebagai jembatan bagi startup kecil untuk berkolaborasi dengan korporasi besar, membuka peluang sinergi, dan mempercepat pertumbuhan bisnis mereka. Telkomcel DigiStar merupakan program inovasi startup yang diinisiasi oleh Telkomcel untuk mendukung pengembangan startup lokal di Timor-Leste
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Mengatasi Tantangan dalam Perjalanan Startup
Dalam perjalanan membangun startup, Tomy menekankan pentingnya langkah bertahap, dimulai dari Minimum Viable Product (MVP) sebelum memasuki pasar yang lebih luas. Ia menyoroti bahwa start up tidak perlu membangun segalanya dari nol, tetapi dapat mengintegrasikan solusi pihak ketiga seperti Google, Facebook, dan WhatsApp untuk menciptakan pengalaman yang lebih mulus bagi pengguna. Selain itu, mencapai product-market fit dengan mengamankan 100 pelanggan pertama menjadi langkah krusial sebelum berfokus pada profitabilitas dan unit ekonomi.
Advertisement
3. Tips bagi Pengusaha di Sektor Edukasi Digital
Bagi pengusaha yang ingin memasuki sektor edukasi digital, Tomy melihat pola pertumbuhan yang mirip dengan Indonesia dan China, di mana disrupsi awal sering terjadi pada pendidikan dasar (K-12) dan pengembangan guru. Menurutnya, investasi pada peningkatan kapasitas guru dapat memberikan dampak jangka panjang bagi ribuan siswa. Ia mendorong startup lokal untuk bermitra dengan pemangku kepentingan guna mengurangi biaya akuisisi pelanggan pertama serta memanfaatkan teknologi seperti AI dalam solusi pendidikan mereka.
4. Masa Depan Ekonomi Digital Timor-Leste
Menutup sesi, Tomy menegaskan bahwa masa depan ekonomi digital Timor-Leste bergantung pada kekuatan start up lokal yang mampu menghadirkan solusi bagi tantangan nyata di negara ini. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan pemain regional, termasuk Indonesia, untuk memperkuat ekosistem digital melalui kemitraan strategis. Dengan dukungan dan sinergi yang tepat, start up di Timor-Leste dapat menjadi motor penggerak inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
5. Penutup
Sebagai langkah nyata, Tomy mendorong para startup di Timor-Leste untuk memanfaatkan teknologi yang sudah ada, berkolaborasi dengan mitra strategis, dan terus berinovasi guna menghadirkan solusi yang berdampak bagi masyarakat. Ia percaya bahwa dengan pendekatan yang tepat, startup lokal dapat berkembang menjadi pemain utama dalam ekosistem digital regional, menciptakan perubahan yang berkelanjutan, serta meningkatkan daya saing Timor-Leste di era ekonomi digital.
Acara Business Talks di TAIS 2025 menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi adalah faktor kunci dalam mendorong kesuksesan startup di kawasan Asia Tenggara. Salah satu contoh inspiratif datang dari Cakap, perusahaan asal Indonesia yang berkomitmen memperluas akses pendidikan berkualitas di seluruh Asia Tenggara. Dengan menghadirkan solusi pembelajaran berbasis teknologi, Cakap menjawab berbagai kebutuhan, mulai dari pembelajaran bahasa hingga pengembangan keterampilan profesional, sekaligus menunjukkan bagaimana inovasi dapat membuka peluang baru dan menciptakan dampak luas bagi masyarakat.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)