KUBET – Menunaikan Zakat Fitrah untuk Orang Miskin, Apa Kata Gus Baha?

Menunaikan Zakat Fitrah untuk Orang Miskin, Apa Kata Gus Baha?

Ilustrasi zakat fitrah (Image by Freepik.com)

Kapanlagi.com – Dalam sebuah kisah menarik yang dibagikan oleh ulama tafsir KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih akrab disapa Gus Baha, terungkap perdebatan yang menggugah antara Imam Syafii dan seorang penggembala kambing sederhana bernama Syaiban Ar Roi. Diskusi ini mengangkat sebuah pertanyaan yang jarang terlintas di benak banyak orang: Apakah orang miskin juga diwajibkan membayar zakat fitrah?

Imam Syafii, seorang tokoh besar dalam dunia pemikiran Islam, dikenal memiliki banyak mitra debat. Salah satunya adalah Syaiban Ar Roi, sosok yang dikenal akan kesederhanaan dan kebijaksanaannya dalam memahami agama. Dalam suatu kunjungan, Imam Syafii menanyakan kepada Syaiban siapa saja yang wajib mengeluarkan zakat. Dengan tegas, Syaiban menjawab bahwa zakat diwajibkan bagi orang kaya maupun fakir.

Pernyataan ini menarik perhatian Gus Baha, yang merupakan santri dari Mbah Maimoen Zubair. Dalam ceramahnya, ia menjelaskan lebih dalam tentang makna di balik pernyataan Syaiban yang terdengar tidak biasa ini. Melalui kanal YouTube @ngajigusbaha, Gus Baha mengungkapkan bahwa ada dimensi mendalam dalam pemikiran Syaiban yang menyatakan bahwa orang fakir juga memiliki kewajiban untuk membayar zakat fitrah.

Ketika Imam Syafii terkejut dengan jawaban tersebut, Syaiban menjelaskan bahwa tidak semua harta yang dimiliki orang fakir itu bersih. Ia memberi contoh dari kehidupan sehari-hari di mana banyak orang mendapatkan rezeki dengan cara yang tidak sepenuhnya jelas.

Gus Baha pun menambahkannya dengan contoh yang sangat relatable bagi masyarakat. Ia menggambarkan situasi di kampungnya saat ada acara besar seperti haulan atau pengajian di lapangan. Dalam momen tersebut, sering kali muncul tukang parkir yang hanya bermodalkan tali rafia, mengklaim haknya untuk mengatur parkir dan menarik biaya.

Melalui kisah ini, Gus Baha mengajak kita untuk merenungkan lebih dalam tentang makna zakat dan tanggung jawab sosial, serta bagaimana pemahaman yang lebih luas dapat membantu kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

1. Membersihkan Harta Orang Miskin

Dalam pandangan Gus Baha, munculnya praktik tukang parkir yang mengklaim hak atas lahan umum menimbulkan dilema dalam fikih mengenai keabsahan harta yang diperoleh.

Masyarakat, meski tahu bahwa uang parkir tersebut berasal dari sumber yang meragukan, tetap membayar karena sudah menjadi kebiasaan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa bahkan orang miskin pun bisa mendapatkan rezeki dari cara yang tidak sepenuhnya bersih.

Oleh karena itu, zakat menjadi penting sebagai sarana penyucian harta agar keberkahan tetap terjaga.

Gus Baha menegaskan bahwa zakat bukan hanya kewajiban bagi orang kaya, tetapi juga dianjurkan bagi siapa pun yang merasa rezekinya berasal dari sumber yang tidak jelas.

Dalam Islam, zakat berfungsi sebagai tadhirul mal, yakni mensucikan harta, sehingga dengan menunaikannya, seseorang telah membersihkan hartanya dari segala keraguan dan menjadikannya lebih berkah.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Tak Sekedar Kewajiban, tapi Juga Kesadaran Sosial

Gus Baha menekankan bahwa zakat lebih dari sekadar kewajiban ia adalah wujud kesadaran sosial dan spiritual yang mendalam.

Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga memberikan uluran tangan kepada mereka yang membutuhkan.

Zakat fitrah, yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu, termasuk mereka yang berpenghasilan kecil, mencerminkan bahwa zakat bukan hanya untuk orang yang berlimpah harta, melainkan juga bagi siapa pun yang ingin menjaga keberkahan rezeki.

Gus Baha mengajak umat Islam untuk melihat zakat sebagai sebuah ibadah yang penuh makna, bukan beban, karena selain membersihkan harta, zakat juga menyucikan hati dari sifat tamak dan egois.

Dengan berzakat, kita berkontribusi pada keseimbangan sosial dan mempererat persaudaraan di antara sesama Muslim.

Dalam pandangan Gus Baha, Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang dan pentingnya berbagi, sehingga setiap orang yang mampu, meskipun dengan jumlah yang sedikit, dianjurkan untuk berzakat demi keberkahan hidup.

Pada akhirnya, zakat adalah tentang menjaga keikhlasan dan keridhaan Allah, yang akan membawa rahmat dan berkah dalam kehidupan kita.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *