
Prof Brian Yuliarto (Foto: Dokumentasi ITB)
Kapanlagi.com – Nama Brian Yuliarto kini menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, setelah muncul sebagai kandidat utama untuk menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Menteri Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek).
Benar saja, ia resmi dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro pada Rabu (19/2/2024), sebagaimana dikutip dari siaran langsung akun YouTube Sekretariat Presiden.
Karier Brian Yuliarto dalam dunia akademik dan penelitian sangat mengesankan. Sebagai seorang pakar di bidang Teknologi Nano dan Kuantum, ia telah berkontribusi besar terhadap penelitian nanomaterial di Indonesia. Reputasinya sebagai peneliti terkemuka tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di kancah global, menjadikannya sosok yang patut diperhitungkan. Kini, dengan pelantikan ini, Brian dihadapkan pada tantangan baru yang menarik, terutama dalam melanjutkan visi dan misi pendidikan tinggi di Indonesia.
Perombakan kabinet ini menjadi perhatian publik, terutama setelah adanya desakan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang meminta Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan evaluasi terhadap beberapa menteri, termasuk Satryo Soemantri.
Advertisement
Dirangkum Kapanlagi.com dari berbagai sumber pada Rabu (19/2/2025), berikut fakta selengkapnya.
1. Profil Brian Yuliarto
Pria yang lahir di Jakarta pada 27 Juli 1975 ini adalah sosok luar biasa yang mengemban gelar Guru Besar di Fakultas Teknologi Industri (FTI) di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dikenal sebagai pakar nanoteknologi dan teknologi kuantum, ia telah mengukir prestasi gemilang dengan meraih sejumlah penghargaan prestisius, termasuk Habibie Prize 2024 dan pengakuan sebagai salah satu dari World’s Top 2% Scientist 2024 serta Top 1 Indonesia Researcher di bidang Nanoscience & Nanotechnology 2023.
Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2023, harta kekayaannya mencapai Rp 18,6 miliar. Sebelum namanya santer dibicarakan sebagai calon Mendiktisaintek, ia juga pernah mencalonkan diri untuk posisi Rektor ITB periode 2025-2030, meski sayangnya tidak terpilih.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Perjalanan Karier dan Pendidikan Brian Yuliarto
Brian Yuliarto menempuh pendidikan S1 Teknik Fisika di ITB (1999), kemudian melanjutkan S2 dan S3 di bidang Quantum Engineering and System Science di University of Tokyo (2005). Meski ada pula sumber yang menyebutkan ia menempuh S2 dan S3 di University of Twente, Belanda.
Sejak bergabung dengan ITB pada 2006, ia telah menjabat berbagai posisi penting, antara lain:
- Dekan Fakultas Teknologi Industri ITB (2020-2024)
- Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology ITB (2019-2020)
- Visiting Professor di Tsukuba University, Jepang (2021-sekarang)
- Ketua Kelompok Keahlian Advanced Functional Materials (AFM) ITB (2018-2020)
- Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB (2010-2016)
- Anggota Komite Perencana BAPPEDA Jawa Barat (2012-2016)
Advertisement
3. Penelitian dan Inovasi Brian Yuliarto
Brian Yuliarto adalah sosok yang tak kenal lelah dalam dunia penelitian nanomaterial, dengan fokus utama pada aplikasi sensor dan energi yang sangat relevan. Ia telah menciptakan inovasi-inovasi cemerlang, mulai dari sensor untuk mendeteksi gas berbahaya dan polutan, hingga alat diagnosis penyakit seperti demam berdarah dan hepatitis.
Selain itu, ia juga mengembangkan teknologi nano yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas energi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan lebih dari 326 publikasi yang terindeks Scopus dan total 5.506 sitasi, serta 410 publikasi di Google Scholar dengan 6.600 sitasi, Brian telah membuktikan dirinya sebagai salah satu peneliti terkemuka dengan h-index yang mengesankan, mencerminkan dedikasi dan keahliannya di bidang sains dan teknologi.
4. FAQ
1. Apa latar belakang pendidikan Brian Yuliarto?
Brian Yuliarto meraih gelar S1 Teknik Fisika dari ITB (1999), kemudian melanjutkan S2 dan S3 di bidang Quantum Engineering and System Science di University of Tokyo (2005). Meski ada pula sumber yang menyebutkan ia menempuh S2 dan S3 di University of Twente, Belanda.
2. Apa saja pencapaian dan penghargaan yang diraih Brian Yuliarto?
Brian Yuliarto meraih sejumlah penghargaan bergengsi, seperti Habibie Prize 2024, masuk dalam daftar World’s Top 2% Scientist 2024, dan Top 1 Indonesia Researcher dalam bidang Nanoscience & Nanotechnology 2023. Ia juga memiliki lebih dari 326 publikasi yang terindeks Scopus dengan total 5.506 sitasi dan h-index 43, serta 410 publikasi di Google Scholar dengan 6.600 sitasi dan h-index yang sama.
3. Apa saja jabatan penting yang pernah dipegang Brian Yuliarto di ITB?
Beberapa jabatan penting yang pernah dipegang Brian Yuliarto di ITB antara lain Dekan Fakultas Teknologi Industri (2020-2024), Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology (2019-2020), Visiting Professor di Tsukuba University (2021-sekarang), Ketua Kelompok Keahlian Advanced Functional Materials (2018-2020), Kepala Lembaga Kemahasiswaan (2010-2016), dan Anggota Komite Perencana BAPPEDA Jawa Barat (2012-2016).
4. Apa bidang penelitian utama Brian Yuliarto?
Brian Yuliarto aktif dalam penelitian dan pengembangan nanomaterial, khususnya untuk aplikasi sensor dan energi. Penelitiannya meliputi pengembangan sensor deteksi gas berbahaya dan polutan, alat diagnosis penyakit (seperti demam berdarah dan hepatitis), serta pengembangan teknologi nano untuk aplikasi di bidang energi, lingkungan, dan kesehatan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)