KUBET – Tak Hanya Anthony Sinisuka Ginting, 3 Atlet Ini Juga Mundur dari Indonesia Masters 2025

Tak Hanya Anthony Sinisuka Ginting, 3 Atlet Ini Juga Mundur dari Indonesia Masters 2025

Anthony Sinisuka Ginting (Sumber: Instagram @sinisukanthony)

Kapanlagi.com – Indonesia Masters 2025 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, siap memukau para penggemar bulu tangkis di awal tahun ini. Namun, ada kabar mengejutkan yang datang dari arena kompetisi ini: sejumlah atlet papan atas, termasuk bintang bulu tangkis Anthony Sinisuka Ginting, terpaksa mundur dari turnamen bergengsi ini. Keputusan ini tentu saja mengundang perhatian besar di media sosial, mengingat mereka adalah unggulan dalam ajang level Super 500.

Alasan di balik mundurnya para atlet ini adalah cedera dan fokus pada pemulihan, yang membuat mereka harus menepi sejenak dari lapangan. Namun, di balik kabar duka ini, tersimpan peluang bagi atlet-atlet lainnya untuk bersinar dan menunjukkan kemampuan terbaik mereka.

Siapa sajakah atlet yang memilih untuk mundur dari Indonesia Masters 2025? Berikut adalah informasi lengkapnya, dirangkum oleh Kapanlagi.com, Selasa (21/1).

1. Anthony Sinisuka Ginting Mundur Karena Cedera

Anthony Sinisuka Ginting, bintang tunggal putra Indonesia, harus menelan pil pahit dengan absennya dari Indonesia Masters 2025 akibat cedera bahu yang mengganggu sejak tahun lalu.

Cedera ini, yang semakin parah setelah serangkaian pertandingan kualifikasi Olimpiade Paris 2024, memaksa PBSI untuk mengambil langkah bijak dengan memfokuskan perhatian pada proses rehabilitasi Ginting agar ia dapat kembali beraksi dengan performa terbaik di turnamen mendatang.

Keputusan ini diambil demi mencegah risiko cedera yang lebih serius, meskipun absennya Ginting jelas memberikan dampak besar pada drawing Indonesia Masters 2025, terutama di sektor tunggal putra yang kini kehilangan salah satu unggulan utama.

“Tahun lalu itu dia cuma lebih menahan. Tahun lalu ada kualifikasi Olimpiade, jadi dia terus menahan cederanya, makanya dari turnamen ke turnamen dia hanya mengonsumsi pain killer, Itu kebutuhan. Bukan karena medis tidak memberikan terapi, tapi karena kebutuhan mengejar poin untuk Olimpiade,” ujar Ketua bidang Pembinaan dan Prestasi Pelatnas Eng Hian, dikutip dari RRI.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Wang Zhi Yi Mundur dari Sektor Tunggal Putri

Sektor tunggal putri Indonesia Masters 2025 akan terasa berbeda tanpa kehadiran bintang utama, Wang Zhi Yi. Atlet asal China ini memilih untuk tidak berpartisipasi, meskipun alasannya belum diungkapkan secara resmi.

Banyak yang berspekulasi bahwa ia sedang mempersiapkan diri untuk turnamen yang lebih bergengsi di masa depan. Keputusan Wang untuk mundur tentu memberikan angin segar bagi atlet lain, termasuk wakil Indonesia, membuka peluang bagi mereka untuk bersinar di arena yang lebih kompetitif.

Kehilangan sosok konsisten seperti Wang Zhi Yi jelas akan meninggalkan jejak di kompetisi ini, menjadikan persaingan semakin menarik dan penuh kejutan!

3. Tan Kian Meng/Lai Pei Jing dan Dampaknya di Ganda Campuran

Pasangan ganda campuran asal Malaysia, Tan Kian Meng/Lai Pei Jing, telah resmi mengundurkan diri dari Indonesia Masters 2025, memberikan angin segar bagi Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti untuk melangkah lebih mulus tanpa harus melewati babak kualifikasi.

Sebagai salah satu unggulan yang dikenal dengan persaingan sengit, mundurnya Tan dan Lai menciptakan peluang baru dalam turnamen ini, terutama bagi para atlet muda yang tengah bersinar.

Keputusan ini juga menyoroti pentingnya menjaga kondisi fisik di tengah padatnya jadwal kompetisi, yang menjadi pelajaran berharga bagi semua peserta.

4. Pengaruh Mundurnya Atlet pada Peluang Indonesia

Dengan mundurnya sejumlah atlet papan atas dari Indonesia Masters 2025, peluang bagi wakil-wakil Indonesia untuk bersinar semakin terbuka lebar. Ketidakhadiran bintang-bintang seperti Ginting, Axelsen, dan Wang Zhi Yi membuat persaingan di berbagai sektor menjadi lebih seru.

Kini, pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto serta ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi memiliki kesempatan emas untuk melangkah jauh dan bahkan meraih podium di tanah air.

Ini bukan hanya tantangan, tetapi juga motivasi ekstra bagi mereka untuk menunjukkan kemampuan terbaik di hadapan pendukung setia. Indonesia Masters selalu menjadi panggung penting bagi atlet nasional untuk beraksi dan mendongkrak peringkat dunia mereka!

5. Mengapa Anthony Sinisuka Ginting mundur dari Indonesia Masters 2025?

Ginting mundur karena cedera bahu yang membutuhkan waktu pemulihan sekitar satu hingga dua bulan.

6. Siapa saja atlet lain yang mundur dari Indonesia Masters 2025?

Selain Ginting, Viktor Axelsen, Wang Zhi Yi, dan pasangan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing juga mundur.

7. Bagaimana peluang Indonesia di Indonesia Masters 2025 setelah mundurnya beberapa atlet unggulan?

Peluang Indonesia meningkat, terutama di sektor ganda campuran dan ganda putra.

8. Kapan Indonesia Masters 2025 digelar?

Turnamen ini digelar pada 21-26 Januari 2025 di Istora Senayan, Jakarta.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Artis Jepang Kirari Toyomoto Cerita Idap Kanker Stadium 3, Akan Jalani Kemoterapi

Artis Jepang Kirari Toyomoto Cerita Idap Kanker Stadium 3, Akan Jalani Kemoterapi

Credit:Instagram.com/kigod23

Kapanlagi.com – Kirari Toyomoto, seorang artis Jepang yang terkenal, baru-baru ini mengungkapkan kabar duka mengenai kondisi kesehatannya. Dalam sebuah posting di Instagram pada 18 Januari 2025, ia menginformasikan bahwa kanker yang dideritanya telah mencapai stadium 3 dan mengalami metastasis ke kelenjar getah bening di panggul kirinya.

“Sulit bagi saya menemukan kata-kata yang tepat untuk membagikan ini. Pikiran saya masih kosong, tetapi saya perlu memberi tahu semua orang,” tulis Kirari Toyomoto dalam unggahan di Instagram pribadinya.

2. Jalani Kemoterapi

Kirari juga mengumumkan rencananya untuk menjalani kemoterapi dan berjanji untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada penggemarnya ketika kondisinya sudah lebih stabil. Ia berharap dapat kembali dengan kabar lebih baik di masa depan.

“Saya harus menjalani kemoterapi,” ujar Kirari Toyomoto.

“Ketika saya lebih tenang, saya akan membagikan lebih banyak kabar terbaru,” terangnya lagi.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

3. Memulai Karier Sejak 1998

Kirari Toyomoto lahir pada 23 Oktober 1980 di Tokyo. Ia dikenal luas melalui perannya sebagai Nanako dalam serial drama Great Teacher Onizuka (GTO) yang tayang pada tahun 1998.

Selain berakting, Kirari juga merupakan penyanyi yang menulis dan menyanyikan lagu penutup untuk serial tersebut. Meskipun pernah terpaksa menghentikan kariernya untuk fokus pada pengobatan kanker serviks pada tahun 2000, ia berhasil kembali ke dunia hiburan setelah beberapa tahun.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Profil JD Vance, Wakil Presiden AS yang dulu Pengkritik kini Jadi Pendamping Trump

Profil JD Vance, Wakil Presiden AS yang dulu Pengkritik kini Jadi Pendamping Trump

JD Vance (credit: Instagram/jdvance)

Kapanlagi.com – JD Vance, yang dulunya dikenal sebagai suara kritis terhadap Donald Trump, kini telah menjelma menjadi sosok yang tak terpisahkan dari pemerintahan Amerika Serikat. Pria yang lahir di Middletown, Ohio ini resmi dilantik sebagai Wakil Presiden AS, mendampingi Donald Trump, pada 20 Januari 2025. Perjalanan kariernya yang penuh liku-liku ini tentu saja menarik perhatian banyak orang.

Dalam upacara pelantikan yang megah di Rotunda Gedung DPR AS, Vance disumpah oleh Hakim Agung Brett Kavanaugh. Pelantikannya sebagai Wakil Presiden ke-50 menandai tonggak penting dalam hidupnya yang kini berusia 40 tahun. Dari seorang pengkritik, ia bertransformasi menjadi pendukung setia dan mitra strategis presiden.

Siapa sebenarnya JD Vance? Bagaimana ia bisa melangkah dari kawasan miskin Appalachia hingga menduduki salah satu posisi paling berpengaruh di dunia? Mari kita telusuri profil lengkap dan perjalanan karier JD Vance yang memukau.

1. Awal Kehidupan: Masa Kecil yang Penuh Tantangan

JD Vance, yang lahir dengan nama James Donald Bowman pada 2 Agustus 1984 di Middletown, Ohio, tumbuh di tengah berbagai tantangan hidup setelah orang tuanya bercerai saat ia masih kecil.

Dibesarkan oleh neneknya yang tegas, Mamaw, Vance belajar arti kerja keras dan tanggung jawab di tengah kemiskinan dan perjuangan melawan kecanduan narkoba yang menghinggapi ibunya.

Meski hidup tak selalu ramah, semangatnya untuk meraih pendidikan dan masa depan yang lebih baik tak pernah pudar.

Di usia 17 tahun, ia menjadi kasir demi membantu keluarganya, dan setelah menyelesaikan SMA pada 2003, Vance mengabdikan diri di Korps Marinir Amerika Serikat, menjalani misi di Irak selama empat tahun dan meraih penghargaan atas dedikasinya.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Pendidikan dan Perjalanan Akademik

Meskipun lahir dari latar belakang ekonomi yang sederhana, Vance selalu menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Setelah menuntaskan tugas militernya, ia melangkah ke The Ohio State University dan berhasil meraih gelar summa cum laude dengan gemilang.

Tak berhenti di situ, ia melanjutkan perjalanan akademiknya ke Yale University, salah satu institusi hukum paling bergengsi di dunia, di mana tak hanya ilmu yang ia peroleh, tetapi juga cinta sejatinya, Usha Chilukuri, seorang pengacara berbakat yang menjadi pendamping hidupnya.

3. Karier Awal: Dari Investor hingga Penulis Best Seller

Setelah menuntaskan pendidikannya di Yale, Vance melangkah ke dunia investasi di Silicon Valley, menjalin kerja sama dengan berbagai startup yang menjanjikan.

Namun, sorotan publik mulai tertuju padanya ketika ia meluncurkan memoar berjudul “Hillbilly Elegy” pada tahun 2016, yang langsung melesat menjadi bestseller dan diadaptasi menjadi film pada 2020.

Dalam buku ini, Vance menggambarkan perjalanan hidupnya di tengah komunitas Appalachia yang berjuang melawan kemiskinan dan berbagai rintangan, menjadikannya sebagai cermin yang jujur tentang kehidupan kelas pekerja di Amerika.

Kesuksesan karyanya ini membuka pintu bagi Vance untuk memasuki arena politik, menjadikannya suara yang memperjuangkan nasib kelas pekerja yang sering kali terabaikan.

4. Perjalanan Politik: Dari Kritikus Trump ke Pendukung Setia

Dulu, Vance tak ragu menyebut Donald Trump sebagai “Hitler Amerika,” mencerminkan betapa tajamnya kritikannya terhadap mantan presiden itu.

Namun, saat mencalonkan diri sebagai senator pada 2022, pandangannya berbalik drastis setelah mendapatkan dukungan dari Trump, yang membawanya meraih kemenangan dalam pemilu pendahuluan Partai Republik.

Sejak saat itu, Vance tampil sebagai senator yang lantang memperjuangkan isu ekonomi populis dan kebijakan konservatif, menjadikannya sosok yang diperhitungkan di panggung nasional, hingga akhirnya Trump memilihnya sebagai calon wakil presiden untuk 2024.

5. Pelantikan dan Tantangan ke Depan

Pada 20 Januari 2025, Vance mencetak sejarah dengan dilantik sebagai Wakil Presiden AS di usia yang masih muda, 40 tahun, menjadikannya salah satu yang termuda dalam jajaran pemimpin negeri Paman Sam.

Namun, tantangan besar sudah menanti di depan mata, mulai dari kebijakan luar negeri yang penuh kontroversi hingga permasalahan ekonomi domestik yang mendesak.

Dikenal sebagai sosok yang tegas, Vance tidak ragu untuk bersikap keras terhadap China dan menunjukkan skeptisisme terhadap bantuan militer AS untuk Ukraina, menandakan bahwa masa kepemimpinannya akan dipenuhi dengan dinamika yang menarik dan penuh perdebatan.

6. Siapakah JD Vance?

JD Vance adalah Wakil Presiden AS ke-50, seorang politikus, penulis, dan mantan marinir.

7. Apa yang membuat JD Vance dikenal?

Ia mencuri perhatian publik melalui memoirnya yang menggetarkan, “Hillbilly Elegy”, sebelum melangkah ke panggung politik sebagai senator, dan akhirnya meraih posisi puncak sebagai wakil presiden.

8. Apa kebijakan utama JD Vance?

Vance fokus pada isu ekonomi populis, pengamanan perbatasan, dan skeptisisme terhadap bantuan militer luar negeri.

9. Mengapa JD Vance pernah mengkritik Trump?

Sebelum 2022, Vance tidak setuju dengan gaya kepemimpinan Trump, tetapi akhirnya menjadi pendukung setianya.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Mengenang John Sykes, Sosok Gitaris Metal Terbaik di Dunia yang Telah Berpulang

Mengenang John Sykes, Sosok Gitaris Metal Terbaik di Dunia yang Telah Berpulang

John Sykes (credit: Instagram/johnsykesofficial)

Kapanlagi.com – Dunia musik metal dan hard rock berduka. John Sykes, gitaris legendaris yang telah mengukir namanya di panggung musik internasional, telah berpulang pada 20 Januari 2025 setelah berjuang melawan kanker. Sosok yang pernah mengisi jajaran band ikonik seperti Whitesnake, Thin Lizzy, dan Tygers of Pan Tang ini meninggalkan jejak yang mendalam dengan gaya bermain gitarnya yang cepat dan penuh karakter.

Lahir pada 29 Juli 1959 di Reading, Inggris, Sykes tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi pengaruh musik blues dan rock. Perjalanan kariernya membawa dia melintasi berbagai band legendaris, di mana ia menciptakan sejarah dengan album-album yang menjadi tonggak penting dalam dunia musik metal. Namun, perjalanan Sykes tidak hanya diwarnai oleh kesuksesan. Ia juga terlibat dalam berbagai kontroversi yang melibatkan rekan-rekan band dan produser musik, menambah warna dalam kisah hidupnya.

Meskipun kesehatan Sykes semakin menurun di akhir hayatnya, kecintaannya pada musik tetap tak tergoyahkan. Keluarganya menyampaikan bahwa ia meninggalkan pesan penuh rasa terima kasih kepada para penggemar yang telah setia mendukungnya selama ini.

Kiprah luar biasa gitaris berbakat ini akan selalu dikenang. Mari kita hargai warisan yang ditinggalkannya dan teruskan semangat musik yang telah ia sebarkan. Berikut kiprah gitaris rock berbakat ini, dirangkum Kapanlagi.com, Selasa (21/1).

1. Mampu Bermain Cepatdi Grup Tygers of Pan Tang hingga Thin Lizzy

John Sykes, seorang maestro gitar yang tak terbantahkan, memulai perjalanan musikalnya di awal 1980-an dengan bergabung dalam band heavy metal legendaris asal Inggris, Tygers of Pan Tang. Dalam waktu singkat, ia melahirkan dua album ikonik, Spellbound dan Crazy Nights, yang menjadi batu loncatan bagi genre heavy metal klasik.

Namun, setelah merasakan ketidakcocokan dengan visi band, Sykes mengambil langkah berani untuk hengkang pada tahun 1982 dan bergabung dengan Thin Lizzy, band hard rock asal Irlandia yang tengah bersinar. Di sana, ia berkontribusi pada album Thunder and Lightning (1983), yang memperkenalkan nuansa baru dengan sentuhan heavy metal yang lebih modern.

Dengan permainan gitarnya yang cepat dan melodi yang memukau, Sykes tidak hanya membuktikan diri sebagai gitaris handal, tetapi juga meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia hard rock dan metal setelah Thin Lizzy bubar.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Kejayaan Bersama Whitesnake dan Album Ikonis 1987

Setelah meninggalkan Thin Lizzy, John Sykes bergabung dengan Whitesnake pada tahun 1984, membawa semangat baru yang menggelegar ke dalam band yang dipimpin oleh David Coverdale.

Ia memainkan peran krusial dalam menciptakan album legendaris Whitesnake (1987), yang mencetak sejarah dengan penjualan lebih dari 8 juta kopi di AS saja. Album ini melahirkan lagu-lagu ikonik seperti “Here I Go Again” dan “Is This Love”, yang hingga kini masih menggema di hati para penggemar rock di seluruh dunia.

Gaya bermain gitar Sykes yang agresif dan melodius menjadi jantung kesuksesan album ini, meski hubungan profesionalnya dengan Coverdale diwarnai berbagai ketegangan.

Ironisnya, sebelum album tersebut dirilis, Sykes dipecat akibat konflik internal, namun jejaknya tetap terukir sebagai salah satu pencapaian paling gemilang dalam kariernya.

3. Keluar dari Whitesnake dan MemulaiPerjalanan Karier Solo

Setelah meninggalkan Whitesnake, Sykes membentuk band Blue Murder bersama drummer legendaris Carmine Appice dan bassis Tony Franklin, yang meluncurkan album debut mereka pada tahun 1989.

Meskipun album tersebut mendapatkan sambutan hangat, kesuksesan komersial yang diimpikan tak sepenuhnya terwujud. Dalam perjalanan kariernya, Blue Murder merilis dua album studio dan satu album live sebelum akhirnya bubar di pertengahan 1990-an.

Namun, semangat Sykes tak padam; ia melanjutkan perjalanan musiknya sebagai solois dengan merilis beberapa album, termasuk “Out of My Tree” (1995) dan “Loveland” (1997), di mana ia menjelajahi berbagai gaya, mulai dari balada yang menyentuh hati hingga dentuman heavy metal yang mengguncang.

Walau mungkin tak sepopuler masa kejayaannya, setiap karya solonya tetap mencerminkan keahlian dan dedikasinya yang tiada henti dalam dunia musik.

4. Terlibat Perseteruan di Dunia Musik

Sepanjang perjalanan kariernya, John Sykes tak lepas dari berbagai kontroversi yang melibatkan rekan-rekannya di band dan para produser. Salah satu momen paling menghebohkan adalah perseteruannya dengan David Coverdale, vokalis legendaris Whitesnake, yang berujung pada pemecatannya sebelum album Whitesnake meluncur.

Tak hanya itu, Sykes juga pernah berhadapan dengan produser rekaman karena merasa proyek musiknya kurang mendapatkan perhatian yang layak.

Meskipun konflik-konflik ini mewarnai perjalanan kariernya, semangatnya untuk menciptakan musik tak pernah pudar. Ia tetap dikenang sebagai gitaris yang gigih, terus berkarya meskipun harus menghadapi berbagai tantangan dalam industri musik yang keras.

5. Berjuang Lawan Kanker dan Dikenal Sebagai 100 Gitaris Metal Terbaik

Pada 20 Januari 2025, dunia musik kehilangan salah satu bintangnya, John Sykes, yang menghembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan kanker. Kepergiannya menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga, penggemar, dan komunitas musik global.

Dalam pernyataan resmi, keluarga menggambarkan Sykes sebagai sosok yang baik hati dan karismatik, yang selalu bersyukur atas dukungan penggemarnya selama ini. Warisan musiknya, dari karya-karya gemilang bersama Thin Lizzy hingga album solo yang ikonik, akan terus hidup dalam ingatan sebagai bagian penting dari sejarah rock dan metal.

Meski Sykes lebih suka dianggap sebagai gitaris blues rock ketimbang heavy metal, gaya permainannya yang khas—dikenal dengan petikan cepat, garis not ganda, dan teknik tapping—menyebabkannya diakui sebagai salah satu dari “100 Gitaris Heavy Metal Terhebat Sepanjang Masa” oleh Guitar World.

Pada tahun 2011, ia juga dinobatkan sebagai salah satu dari “50 Pahlawan Gitar yang Tidak Mainstream,” menegaskan posisinya sebagai ikon klasik di dunia hard rock tahun 1980-an.

6. Apa kontribusi terbesar John Sykes dalam musik?

Sykes dikenal atas perannya dalam album Whitesnake (1987) dan gaya bermain gitar yang inovatif.

7. Apa band yang paling ikonis bagi karier John Sykes?

Thin Lizzy dan Whitesnake menjadi tonggak penting dalam perjalanan kariernya.

8. Mengapa John Sykes meninggalkan Whitesnake?

Konflik internal dengan David Coverdale menjadi penyebab utama pemecatannya dari band tersebut.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – John Sykes, Gitaris Legendaris Thin Lizzy dan Whitesnake, Wafat di Usia 65 Tahun Akibat Kanker

John Sykes, Gitaris Legendaris Thin Lizzy dan Whitesnake, Wafat di Usia 65 Tahun Akibat Kanker

John Sykes (Foto: Instagram @johnsykesofficial)

Kapanlagi.com – Dunia musik rock berduka. John Sykes, gitaris legendaris yang telah mengukir namanya melalui karya-karyanya bersama Thin Lizzy dan Whitesnake, telah berpulang di usia 65 tahun setelah berjuang melawan kanker. Karisma dan bakatnya yang luar biasa telah meninggalkan jejak mendalam di hati para penggemar dan industri musik.

Kepergian Sykes diumumkan melalui pernyataan resmi di akun Instagram-nya @johnsykesofficial, di mana keluarganya mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam. Mereka menggambarkan sosok Sykes sebagai pribadi yang bijaksana dan penuh kasih, yang akan selalu dikenang oleh orang-orang terdekatnya.

Selama kariernya yang gemilang, Sykes tidak hanya dikenal sebagai musisi berbakat, tetapi juga sebagai pencipta lagu-lagu ikonik era 1980-an. Karya-karyanya seperti “Is This Love” dan “Still of the Night” menjadi bukti nyata kejeniusan musikalnya yang akan terus hidup, meskipun sang maestro kini telah tiada. Kenangan akan John Sykes dan musiknya akan selalu menginspirasi generasi mendatang.

1. Kabar Duka dari Keluarga John Sykes

Dengan hati yang penuh duka, keluarga John Sykes mengumumkan kepergian sang musisi legendaris yang telah berjuang melawan kanker hingga akhir hayatnya. Dalam unggahan emosional di Instagram, mereka menggambarkan Sykes sebagai sosok yang baik hati dan penuh kasih, yang akan selalu diingat berkat bakat musiknya yang luar biasa.

“Kami sangat kehilangan sosok yang karismatik ini,” tulis keluarga, menekankan dedikasinya untuk memperjuangkan hak-hak mereka yang terpinggirkan.

Di hari-hari terakhirnya, Sykes tak henti-hentinya menyampaikan rasa syukur kepada para penggemar yang setia mendukungnya selama ini, mengungkapkan cinta dan terima kasih yang tulus dalam setiap kata.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Perjuangan Melawan Kanker

John Sykes, sosok yang tak kenal lelah, harus berjuang melawan kanker beberapa tahun sebelum menghembuskan napas terakhir. Meski dilanda cobaan berat, semangatnya untuk menjalani hidup dengan penuh syukur tak pernah pudar. Keluarga dan sahabatnya menggambarkan Sykes sebagai pribadi yang optimis dan tak pernah menyerah.

Bagi para penggemar, perjuangannya melawan penyakit ini menjadi sumber inspirasi yang tak ternilai. Dalam setiap kesempatan, ia berusaha menyampaikan pesan-pesan positif kepada mereka yang setia mendukungnya.

Dedikasinya di dunia musik tetap bersinar meski kesehatan terus menurun, dan harapan keluarga agar kenangan tentang Sykes abadi di hati penggemar mencerminkan betapa besar pengaruhnya, baik melalui karya-karyanya maupun kepribadiannya yang menginspirasi.

3. Pesan Terakhir untuk Penggemar

Di penghujung hidupnya, John Sykes tidak hanya berbagi tentang rasa sakit yang menggerogoti, tetapi juga meluapkan cinta dan rasa syukur yang mendalam kepada para penggemarnya.

Dalam pernyataan resmi keluarga yang diunggah di Instagram sang musisi pada Selasa (21/1/2025), terungkap betapa berarti dukungan tanpa henti dari penggemar dalam perjalanan karier dan hidupnya.

Keluarga Sykes berharap agar kenangan akan sosoknya yang peduli dan karya-karyanya yang memukau dapat terus menghidupkan semangat di dunia musik, menjadikannya lebih dari sekadar musisi, tetapi juga sebagai inspirasi bagi banyak orang.

4. Warisan Abadi John Sykes

Meskipun John Sykes kini telah pergi, jejak musikalnya tetap abadi melalui karya-karyanya yang tak lekang oleh waktu. Lagu-lagu legendaris seperti “Is This Love” dan “Still of the Night” terus menggema di hati para penggemar, menjadikannya sebagai favorit abadi.

Kehilangan sosoknya dirasakan mendalam oleh banyak musisi dari berbagai generasi, yang tak henti-hentinya memuji keahliannya dalam menciptakan riff gitar ikonik dan kemampuannya menginspirasi para musisi muda.

Sebagai gitaris dan pencipta lagu, Sykes telah menorehkan namanya sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah musik rock, mengubah wajah genre ini dan memberi semangat kepada banyak seniman untuk terus berkarya.

5. Apa kontribusi terbesar John Sykes di dunia musik?

Sykes memberikan kontribusi yang tak terlupakan bagi dunia musik melalui kolaborasinya dengan Whitesnake di album self-titled yang dirilis pada tahun 1987.

6. Mengapa John Sykes meninggalkan Whitesnake?

John Sykes, sosok yang tak bisa dipisahkan dari kesuksesan Whitesnake, terpaksa meninggalkan band legendaris itu akibat ketegangan yang terjadi dengan vokalis David Coverdale.

7. Apa warisan John Sykes dalam dunia musik?

Warisan Sykes tak hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga meliputi riff gitar yang menjadi ikonik dan sumbangsihnya yang luar biasa dalam dunia musik hard rock dan glam rock, yang hingga kini terus menggema dan dikenang oleh para penggemar musik di seluruh dunia.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

KUBET – Manfaat Daun Ekor Naga, Cara Merebus untuk Redakan Nyeri Rematik dan Sehatkan Jantung

Manfaat Daun Ekor Naga, Cara Merebus untuk Redakan Nyeri Rematik dan Sehatkan Jantung

Daun Ekor Naga (Foto: Tokopedia)

Kapanlagi.com – **Rahasia Merebus Daun Ekor Naga: Dapatkan Manfaat Kesehatan Maksimal!**

Siapa yang tidak mengenal daun ekor naga? Tanaman herbal yang satu ini sudah lama diakui memiliki segudang manfaat kesehatan yang luar biasa. Mudah ditemukan di lingkungan tropis, termasuk di Indonesia, daun ekor naga sering dijadikan pilihan sebagai obat alami untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Namun, tahukah Anda bahwa khasiat daun ini hanya bisa dirasakan secara optimal jika diolah dengan cara yang tepat? Salah satu metode terbaik adalah melalui perebusan.

Namun, merebus daun ekor naga bukan sekadar memasukkan daun ke dalam air mendidih. Proses ini memerlukan perhatian khusus! Mulai dari pemilihan daun yang segar, jumlah air yang digunakan, hingga durasi perebusan, semuanya berperan penting. Kesalahan dalam satu langkah saja dapat mengurangi bahkan menghilangkan manfaat yang terkandung dalam daun ekor naga.

Untuk memastikan Anda mendapatkan hasil yang maksimal, penting untuk memahami langkah-langkah perebusan daun ekor naga dengan seksama. Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat menjaga semua kandungan aktif yang bermanfaat dan siap memberikan efek positif bagi tubuh Anda.

Mari kita simak langkah-langkahnya, dirangkum dari berbagai sumber oleh Kapanlagi.com pada Selasa (21/1/2025). Siapkan diri Anda untuk merasakan manfaat luar biasa dari daun ekor naga!

1. Cara Merebus Daun Ekor Naga: Persiapan

Sebelum memulai petualangan merebus daun ekor naga, pastikan Anda memilih bahan yang segar dan bersih layaknya memilih harta karun. Pilihlah daun yang masih cerah hijau, bebas dari tanda-tanda kerusakan, dan tentunya tidak layu, karena daun segar menyimpan lebih banyak nutrisi yang bermanfaat. Setelah menemukan daun yang sempurna, cuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan debu, serta memastikan tidak ada residu pestisida yang mengintai.

Lakukan dengan lembut agar permukaan daun tetap utuh. Jika ingin, Anda bisa memotong daun menjadi bagian kecil agar lebih mudah saat direbus, sehingga semua khasiatnya dapat terekstraksi dengan optimal ke dalam air. Selamat berkreasi!


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Cara Merebus Daun Ekor Naga yang Benar

Setelah semua bahan siap, ambil 3-5 lembar daun ekor naga dan masukkan ke dalam panci berisi 300-500 ml air bersih yang telah disiapkan. Jumlah air ini pas untuk menghasilkan ekstrak yang tidak terlalu pekat, namun tetap sarat manfaat. Pastikan panci dalam keadaan bersih agar air rebusan tetap terjaga kualitasnya.

Nyalakan api sedang dan biarkan air mendidih selama 10-15 menit; saat proses ini berlangsung, senyawa aktif dalam daun akan larut dan menciptakan cairan berwarna kehijauan yang menandakan ekstrak telah siap. Namun, ingatlah untuk tidak terlalu lama merebusnya agar khasiat seperti flavonoid dan tanin tetap terjaga.

Setelah mendidih, angkat panci dan biarkan airnya sedikit mendingin. Saring menggunakan kain bersih atau saringan teh untuk memisahkan ampas daun. Nikmati air rebusan ini selagi hangat, agar lebih nyaman di tenggorokan dan mudah dicerna oleh tubuh!

3. Manfaat Daun Ekor Naga bagi Kesehatan Tubuh

Daun ekor naga ternyata menyimpan segudang manfaat yang luar biasa bagi kesehatan! Salah satu yang paling menonjol adalah kemampuannya dalam mengatasi anemia berkat kandungan zat besi yang melimpah, yang membantu tubuh memproduksi hemoglobin dan menghilangkan gejala seperti pusing dan lemas.

Banyak orang yang mengonsumsi air rebusan daun ini merasakan peningkatan energi yang signifikan. Tak hanya itu, daun ekor naga juga memiliki sifat anti-inflamasi yang efektif meredakan nyeri rematik, menjadikannya pilihan tepat untuk menjaga kesehatan sendi.

Selain itu, kandungan antioksidan dalam daun ini berperan penting dalam melindungi pembuluh darah dari radikal bebas, mendukung kesehatan jantung, dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

4. Efek Samping dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Meskipun daun ekor naga menyimpan segudang manfaat, penting untuk tetap waspada dalam konsumsinya. Terlalu banyak mengonsumsi daun ini dapat memicu gangguan pencernaan, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas lambung akibat sifat asam dari senyawa aktifnya.

Bagi penderita diabetes, daun ekor naga juga harus dikonsumsi dengan hati-hati, karena kandungannya dapat secara signifikan memengaruhi kadar gula darah. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menambahkannya ke dalam rutinitas pengobatan Anda.

Tak kalah penting, ibu hamil dan menyusui disarankan untuk lebih berhati-hati, meski belum ada bukti konkret tentang efek negatifnya, lebih baik menghindari risiko demi keselamatan janin atau bayi.

5. Tips Aman Mengonsumsi Air Rebusan Daun Ekor Naga

Untuk merasakan khasiat luar biasa dari daun ekor naga, ada beberapa tips penting yang perlu diikuti. Pertama, pastikan Anda menggunakan daun yang segar dan bersih, karena daun yang sudah lama dipetik atau terkontaminasi dapat kehilangan banyak nutrisi berharga.

Kedua, cukup konsumsi satu gelas air rebusan daun ini setiap hari untuk memaksimalkan manfaat kesehatan tanpa risiko efek samping; ingat, segala sesuatu yang berlebihan tidak baik! Dan yang tak kalah penting, padukan konsumsi daun ekor naga dengan pola makan sehat dan rutin berolahraga.

6. Apa manfaat utama daun ekor naga?

Daun ini merupakan pahlawan kesehatan yang tak terduga, mampu mengatasi berbagai masalah seperti anemia, diabetes, dan rematik, serta berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan jantung kita.

7. Bagaimana cara merebus daun ekor naga dengan benar?

Didihkan 3-5 lembar daun segar dalam 300-500 ml air selama 10-15 menit, hingga aroma harum mengisi udara. Setelah itu, saring dan nikmati sajian hangatnya yang menyegarkan!

8. Apakah ada efek samping dari daun ekor naga?

Hati-hati, meski daun ini kaya manfaat, konsumsi berlebihan bisa menimbulkan masalah pada pencernaan! Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu agar tetap aman dan nyaman.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)