KUBET – Arti Nama Makanan Primbon Jawa: Makna Mendalam di Balik Kuliner Tradisional

Arti Nama Makanan Primbon Jawa: Makna Mendalam di Balik Kuliner Tradisional

arti nama makanan primbon jawa (credit: AI pict)
arti nama makanan primbon jawaarti nama makanan primbon jawa

Arti Nama Makanan Primbon Jawa: Makna Mendalam di Balik Kuliner Tradisional

Makanan tradisional Jawa tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan makna filosofis yang mendalam. Nama-nama unik dari berbagai hidangan khas Jawa seringkali memiliki arti khusus menurut primbon dan kepercayaan masyarakat setempat. Mari kita telusuri lebih dalam makna di balik nama-nama makanan tradisional Jawa yang penuh makna ini.

1. Pengertian dan Sejarah Primbon Jawa

Primbon Jawa merupakan kumpulan pengetahuan tradisional masyarakat Jawa yang diwariskan secara turun-temurun. Primbon berisi berbagai ramalan, petunjuk, dan pedoman hidup yang mencakup banyak aspek kehidupan, termasuk makanan. Sejarah primbon dapat dilacak hingga masa kerajaan Mataram kuno.

Pada awalnya, primbon hanya diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. Namun seiring perkembangan zaman, primbon mulai dibukukan agar lebih mudah dipelajari dan dilestarikan. Salah satu primbon terkenal adalah Kitab Primbon Betaljemur Adammakna yang disusun oleh Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat dari Keraton Surakarta pada abad ke-19.

Dalam konteks kuliner, primbon Jawa sering dikaitkan dengan penamaan dan pemaknaan berbagai hidangan tradisional. Nama-nama makanan tidak dipilih secara sembarangan, melainkan mengandung harapan, doa, dan filosofi tertentu. Misalnya, penggunaan kata-kata yang bermakna positif seperti “sri” (kemakmuran) atau “slamet” (keselamatan) dalam penamaan makanan.

2. Filosofi di Balik Nama Makanan Jawa

Penamaan makanan dalam budaya Jawa sarat akan makna filosofis. Beberapa prinsip dasar yang sering digunakan antara lain:

  • Keselarasan dengan alam: Banyak nama makanan terinspirasi dari unsur-unsur alam seperti tumbuhan, hewan, atau fenomena alam.
  • Doa dan harapan: Nama makanan seringkali mengandung harapan akan kebaikan, kemakmuran, atau keselamatan.
  • Simbol status sosial: Beberapa hidangan diberi nama yang mencerminkan status sosial tinggi seperti “raja” atau “ratu”.
  • Kearifan lokal: Nama makanan juga dapat merefleksikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Jawa.
  • Permainan kata: Terkadang digunakan permainan kata atau singkatan yang memiliki makna tersembunyi.

Dengan memahami filosofi ini, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya yang terkandung dalam kuliner tradisional Jawa. Nama-nama unik tersebut bukan sekadar label, melainkan cerminan cara pandang dan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa.

3. Makna Mendalam di Balik Nama Makanan Tradisional

Mari kita telusuri lebih lanjut arti nama beberapa makanan tradisional Jawa yang populer:

1. Tumpeng

Tumpeng adalah nasi berbentuk kerucut yang disajikan dengan berbagai lauk pauk. Nama “tumpeng” merupakan akronim dari “tumungkulo sing mempeng” yang berarti “bersungguh-sungguh dalam menundukkan diri kepada Tuhan”. Bentuk kerucut melambangkan hubungan vertikal manusia dengan Sang Pencipta.

Filosofi tumpeng juga tercermin dari lauk pauknya:

  • Ayam utuh melambangkan tekad bulat
  • Telur melambangkan asal mula kehidupan
  • Ikan melambangkan ketekunan
  • Sayuran hijau melambangkan kesuburan

Tumpeng biasanya disajikan pada acara-acara penting sebagai wujud syukur dan permohonan keberkahan.

2. Jenang Sengkolo

Jenang sengkolo adalah bubur merah putih yang memiliki makna mendalam. “Sengkolo” berasal dari kata “sangkala” yang berarti penolak bala atau penangkal marabahaya. Warna merah dan putih melambangkan asal usul manusia dari darah merah ibu dan sperma putih ayah.

Jenang ini biasanya disajikan pada upacara-upacara adat seperti tingkeban (7 bulan kehamilan) dengan harapan agar ibu dan bayi selalu diberi keselamatan. Makna lain dari jenang sengkolo adalah:

  • Simbol persatuan dan kerukunan
  • Lambang keseimbangan dalam hidup
  • Pengingat akan asal usul kehidupan
  • Doa agar dijauhkan dari marabahaya

3. Nasi Uduk

Nasi uduk adalah nasi yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah. Nama “uduk” berasal dari bahasa Betawi yang berarti “campur”. Filosofinya adalah mencampurkan berbagai unsur kehidupan untuk mencapai keharmonisan.

Makna lain dari nasi uduk:

  • Lambang kemakmuran dan kesejahteraan
  • Simbol kebersamaan dan gotong royong
  • Harapan agar hidup selalu diberkahi
  • Pengingat pentingnya keseimbangan dalam hidup

Nasi uduk sering disajikan pada acara syukuran atau selamatan sebagai simbol rasa syukur atas berkah yang diterima.

4. Tradisi Kuliner dalam Budaya Jawa

Makanan tradisional Jawa tidak hanya tentang cita rasa, tetapi juga menyimpan berbagai tradisi dan ritual yang kaya makna. Beberapa tradisi kuliner yang masih dilestarikan hingga kini antara lain:

1. Kenduri atau Selamatan

Kenduri adalah acara makan bersama yang dilakukan untuk memohon keselamatan dan keberkahan. Dalam kenduri, disajikan berbagai makanan tradisional yang memiliki makna simbolis, seperti:

  • Nasi tumpeng sebagai simbol pengharapan
  • Ayam ingkung melambangkan pengabdian
  • Pisang raja sebagai simbol kemuliaan
  • Jajanan pasar melambangkan keragaman

Kenduri biasanya dilakukan pada momen-momen penting seperti kelahiran, pernikahan, atau memulai usaha baru. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan rasa syukur dalam masyarakat Jawa.

2. Tradisi Puasa dan Berbuka

Selama bulan Ramadhan, masyarakat Jawa memiliki tradisi kuliner unik saat berbuka puasa, seperti:

  • Kolak sebagai simbol penyucian diri
  • Kurma melambangkan makanan Nabi Muhammad
  • Es kelapa muda untuk menyegarkan tubuh
  • Takjil beraneka rasa sebagai wujud syukur

Tradisi berbuka puasa bersama keluarga atau tetangga juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan berbagi dalam ajaran Islam yang dianut sebagian besar masyarakat Jawa.

3. Tradisi Makan dalam Upacara Adat

Berbagai upacara adat Jawa selalu melibatkan sajian makanan khusus, misalnya:

  • Bubur merah putih pada upacara kelahiran
  • Nasi kuning pada upacara pernikahan
  • Apem dan ketan kolak pada upacara kematian
  • Gunungan pada upacara Grebeg

Setiap makanan memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan tujuan upacara tersebut. Tradisi ini menjadi sarana untuk mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi.

5. Makna Spiritual dalam Kuliner Jawa

Selain makna filosofis, banyak makanan tradisional Jawa juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Beberapa contohnya:

1. Nasi Gurih atau Nasi Uduk

Nasi gurih yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah memiliki makna spiritual sebagai simbol kemakmuran dan keberkahan. Dalam tradisi Jawa, nasi gurih sering disajikan pada upacara-upacara sakral seperti:

  • Selamatan kelahiran bayi
  • Upacara pernikahan
  • Ritual pembersihan desa

Penyajian nasi gurih diyakini dapat mendatangkan berkah dan keselamatan bagi orang yang memakannya maupun yang menyelenggarakan acara.

2. Jenang Sengkolo

Jenang sengkolo atau bubur merah putih memiliki makna spiritual yang dalam. Warna merah melambangkan keberanian dan semangat, sementara putih melambangkan kesucian. Penyajian jenang sengkolo bertujuan untuk:

  • Menolak bala atau marabahaya
  • Memohon keselamatan dan perlindungan
  • Menyeimbangkan energi positif dan negatif
  • Mengingatkan akan asal-usul kehidupan

Dalam upacara adat, jenang sengkolo sering disajikan sebagai sesaji untuk para leluhur dan kekuatan spiritual.

3. Tumpeng

Tumpeng memiliki makna spiritual yang sangat kuat dalam tradisi Jawa. Bentuk kerucut tumpeng melambangkan hubungan vertikal manusia dengan Tuhan. Penyajian tumpeng bertujuan untuk:

  • Memohon berkah dan keselamatan
  • Mengungkapkan rasa syukur
  • Mempersatukan masyarakat
  • Menghormati leluhur dan alam semesta

Dalam ritual-ritual sakral, tumpeng menjadi sarana untuk menghubungkan alam nyata dengan alam spiritual.

6. Pengaruh Primbon dalam Penamaan Makanan Modern

Meskipun zaman telah berubah, pengaruh primbon Jawa masih dapat ditemukan dalam penamaan makanan-makanan modern. Beberapa contohnya:

1. Penggunaan Kata-kata Bermakna Positif

Banyak restoran atau produk makanan modern yang menggunakan kata-kata Jawa bermakna positif dalam penamaannya, seperti:

  • “Warung Berkah” – mengandung harapan keberkahan
  • “Ayam Goreng Sejahtera” – menyiratkan kemakmuran
  • “Bakso Nikmat” – menekankan kelezatan

Penggunaan kata-kata ini diyakini dapat membawa energi positif dan menarik pelanggan.

2. Adaptasi Nama Makanan Tradisional

Beberapa makanan modern mengadaptasi nama-nama makanan tradisional Jawa dengan sentuhan baru, misalnya:

  • “Tumpeng Pizza” – menggabungkan konsep tumpeng dengan pizza
  • “Sushi Pecel” – memadukan sushi Jepang dengan bumbu pecel
  • “Burger Rendang” – menggabungkan burger dengan rendang

Adaptasi ini bertujuan untuk menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan selera modern.

3. Penggunaan Angka-angka Keberuntungan

Beberapa produk makanan menggunakan angka-angka yang dianggap membawa keberuntungan dalam primbon Jawa, seperti:

  • Angka 7 – dianggap angka keberuntungan
  • Angka 9 – melambangkan kesempurnaan
  • Angka 5 – simbol keseimbangan

Penggunaan angka-angka ini diyakini dapat membawa keberuntungan bagi bisnis makanan tersebut.

7. Perbedaan Makna Nama Makanan Antar Daerah di Jawa

Meskipun masih dalam lingkup budaya Jawa, pemaknaan nama makanan dapat berbeda-beda antar daerah. Beberapa contoh perbedaan tersebut:

1. Jenang Grendul

Di Yogyakarta, jenang grendul dianggap sebagai simbol kerukunan karena bulatan-bulatan kecil yang menyatu dalam kuah santan. Sementara di Solo, makanan yang sama disebut “jenang ngangrang” dan dianggap sebagai simbol kesederhanaan.

2. Nasi Liwet

Di Solo, nasi liwet memiliki makna sebagai simbol kemakmuran dan digunakan dalam upacara adat. Sedangkan di Sunda, nasi liwet lebih dimaknai sebagai makanan sehari-hari tanpa nilai ritual khusus.

3. Gethuk

Di Magelang, gethuk dianggap sebagai simbol kebersamaan karena proses pembuatannya yang membutuhkan gotong royong. Sementara di Kediri, gethuk lebih dimaknai sebagai simbol kesederhanaan dan kearifan lokal.

Perbedaan pemaknaan ini menunjukkan kekayaan budaya Jawa yang beragam, meski masih dalam satu rumpun budaya yang sama.

8. Cara Melestarikan Makna Nama Makanan Tradisional

Untuk menjaga warisan budaya yang terkandung dalam nama-nama makanan tradisional Jawa, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan:

1. Dokumentasi dan Penelitian

Melakukan pendokumentasian dan penelitian mendalam tentang asal-usul dan makna nama makanan tradisional. Ini bisa dilakukan melalui:

  • Wawancara dengan para sesepuh dan ahli budaya
  • Penelusuran naskah-naskah kuno
  • Studi literatur dari berbagai sumber
  • Pengumpulan cerita rakyat terkait makanan

Hasil dokumentasi dan penelitian ini kemudian bisa dibukukan atau dijadikan materi edukasi.

2. Edukasi kepada Generasi Muda

Mengenalkan makna di balik nama-nama makanan tradisional kepada generasi muda melalui berbagai cara:

  • Memasukkan materi kuliner tradisional dalam kurikulum sekolah
  • Mengadakan festival makanan tradisional
  • Membuat konten edukatif di media sosial
  • Mengadakan lomba memasak makanan tradisional

Dengan edukasi yang tepat, diharapkan generasi muda akan lebih menghargai warisan budaya kuliner.

3. Inovasi Tanpa Menghilangkan Esensi

Melakukan inovasi pada makanan tradisional tanpa menghilangkan makna aslinya, misalnya:

  • Membuat versi modern dari makanan tradisional
  • Mengemas makanan tradisional dengan cara yang lebih menarik
  • Menggabungkan konsep makanan tradisional dengan kuliner internasional

Inovasi ini bertujuan agar makanan tradisional tetap relevan dengan selera masa kini tanpa kehilangan nilai-nilai luhurnya.

9. Tantangan dalam Melestarikan Makna Nama Makanan

Melestarikan makna nama makanan tradisional Jawa bukanlah tanpa tantangan. Beberapa kendala yang sering dihadapi antara lain:

1. Modernisasi dan Globalisasi

Arus modernisasi dan globalisasi membawa dampak signifikan terhadap pelestarian budaya kuliner tradisional:

  • Masuknya makanan cepat saji yang menggeser popularitas makanan tradisional
  • Perubahan gaya hidup yang mengurangi waktu untuk memasak makanan tradisional
  • Berkurangnya minat generasi muda terhadap kuliner tradisional
  • Hilangnya beberapa bahan baku tradisional akibat perubahan lingkungan

Tantangan ini membutuhkan strategi khusus agar makanan tradisional tetap eksis di tengah arus modernisasi.

2. Kurangnya Dokumentasi

Banyak pengetahuan tentang makna nama makanan tradisional yang belum terdokumentasi dengan baik:

  • Hilangnya para sesepuh yang memahami makna asli nama makanan
  • Minimnya literatur tertulis tentang filosofi makanan tradisional
  • Perbedaan versi cerita tentang asal-usul nama makanan
  • Kesulitan dalam menelusuri sumber-sumber primer

Diperlukan upaya serius untuk mendokumentasikan pengetahuan ini sebelum hilang tergerus zaman.

3. Perbedaan Interpretasi

Seringkali terjadi perbedaan interpretasi tentang makna nama makanan antar daerah atau generasi:

  • Perbedaan penafsiran makna filosofis antar kelompok masyarakat
  • Pergeseran makna akibat perubahan zaman
  • Munculnya interpretasi baru yang kadang bertentangan dengan makna asli
  • Kesulitan dalam menentukan versi yang paling otentik

Tantangan ini memerlukan dialog dan kajian mendalam untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif.

10. Peran Masyarakat dalam Melestarikan Makna Nama Makanan

Pelestarian makna nama makanan tradisional Jawa membutuhkan peran aktif dari berbagai elemen masyarakat:

1. Keluarga

Keluarga memiliki peran penting sebagai unit terkecil dalam masyarakat:

  • Mengajarkan anak-anak tentang makna makanan tradisional
  • Membiasakan memasak dan menyajikan makanan tradisional di rumah
  • Menceritakan kisah-kisah di balik nama makanan
  • Mengajak anak-anak terlibat dalam proses pembuatan makanan tradisional

Dengan peran aktif keluarga, nilai-nilai budaya dapat ditanamkan sejak dini.

2. Lembaga Pendidikan

Sekolah dan perguruan tinggi dapat berkontribusi melalui:

  • Memasukkan materi tentang kuliner tradisional dalam kurikulum
  • Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler memasak makanan tradisional
  • Melakukan penelitian akademis tentang filosofi makanan Jawa
  • Menyelenggarakan seminar atau workshop tentang kuliner tradisional

Lembaga pendidikan berperan penting dalam menanamkan pengetahuan secara sistematis.

3. Komunitas dan Pegiat Budaya

Komunitas budaya dan para pegiatnya dapat berperan melalui:

  • Mengadakan festival makanan tradisional
  • Membuat konten edukatif di media sosial
  • Menyelenggarakan kelas memasak makanan tradisional
  • Melakukan dokumentasi dan publikasi tentang makna nama makanan

Peran komunitas sangat penting dalam menjaga semangat pelestarian budaya di masyarakat.

11. Kesimpulan

Nama-nama makanan tradisional Jawa menyimpan kekayaan makna yang mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai luhur masyarakat. Dari tumpeng yang melambangkan hubungan vertikal dengan Tuhan, hingga jenang sengkolo yang menjadi simbol keseimbangan hidup, setiap hidangan memiliki filosofi mendalam yang patut dilestarikan.

Meski menghadapi berbagai tantangan di era modern, upaya pelestarian makna nama makanan tradisional harus terus dilakukan. Peran aktif dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari keluarga, lembaga pendidikan, hingga komunitas budaya, sangat diperlukan dalam menjaga warisan budaya ini.

Dengan memahami dan menghargai makna di balik nama-nama makanan tradisional, kita tidak hanya melestarikan kekayaan kuliner, tetapi juga merawat identitas dan nilai-nilai luhur bangsa. Mari bersama-sama menjaga warisan budaya ini agar tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.

KUBET – Model Pintu Rumah 1 Pintu yang Estetik dan Elegan, Tren Terbaru untuk Hunian Impian

Model Pintu Rumah 1 Pintu yang Estetik dan Elegan, Tren Terbaru untuk Hunian Impian

Ilustrasi Model Pintu Rumah 1 Pintu (Credit: Christian Koch/Unsplash)

Kapanlagi.com – Pintu bukan hanya sekadar akses masuk ke dalam rumah, melainkan juga cerminan gaya dan karakter pemiliknya. Di zaman modern ini, pintu rumah minimalis satu daun semakin menjadi primadona berkat desainnya yang simpel, elegan, dan tetap memikat.

Tren desain arsitektur yang terus berkembang telah melahirkan beragam model pintu minimalis yang tak hanya menarik secara visual, tetapi juga mengutamakan kekuatan material serta kemudahan dalam perawatannya. Pintu minimalis yang elegan sangat diminati karena mampu memberikan kesan bersih, rapi, dan berkelas pada tampilan fasad rumah.

Bagi kamu yang tengah merencanakan renovasi atau membangun rumah baru, yuk, simak inspirasi pintu satu daun minimalis yang bisa jadi pilihan tepat untuk mempercantik hunianmu!

1. Model Pintu Panel Kaca: Terbuka dan Aesthetic

Pintu kaca dengan desain panel yang elegan kini menjadi primadona bagi hunian minimalis. Dengan bingkai putih yang membingkai setiap panel, pintu ini memberikan nuansa bersih dan teratur, sempurna untuk rumah bergaya klasik minimalis yang mengutamakan pencahayaan alami. Keberadaan kaca tidak hanya mempercantik tampilan, tetapi juga memancarkan cahaya ke dalam ruangan, menciptakan suasana yang lebih cerah dan memberikan ilusi ruang yang lebih luas—ideal bagi penggemar konsep open space.

Ditambah dengan gagang minimalis berwarna metalik atau putih, pintu ini menjaga keselarasan estetika. Tak perlu khawatir, material kaca yang digunakan telah diperkuat untuk menjamin ketahanan terhadap benturan, sehingga tetap aman dan stylish.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Model Kayu dengan Pola Chevron: Klasik Modern

Tren pintu kayu dengan pola chevron kini kembali menjadi sorotan dalam dunia desain interior, menawarkan pesona visual yang dinamis dan elegan. Cahaya yang menari di atas permukaan kayu menciptakan efek estetika yang tak bisa diabaikan.

Biasanya terbuat dari kayu jati atau merbau, material ini tidak hanya indah tetapi juga tahan terhadap iklim tropis dan kelembapan, menjadikannya pilihan ideal untuk hunian di Indonesia. Dengan sentuhan akhir finishing natural dan pegangan hitam yang stylish, pintu ini berhasil menggabungkan elemen klasik dengan nuansa modern, sehingga cocok untuk melengkapi baik rumah bergaya urban kontemporer maupun desain tropis klasik.

3. Desain Pintu Minimalis Hitam: Elegan Tanpa Ribet

Pintu berwarna hitam kini menjadi primadona dalam dunia desain interior, memberikan aura yang kuat dan eksklusif pada setiap hunian. Dengan desain yang cenderung minimalis tanpa ukiran, pintu ini menampilkan garis horizontal tipis yang menambah daya tarik visual. Keunggulannya terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai tema, terutama gaya kontemporer.

Untuk memastikan cahaya tetap mengalir tanpa mengorbankan privasi, panel kaca kecil sering ditambahkan di sisi pintu. Sentuhan handle minimalis, kadang-kadang dihiasi dengan nuansa brass atau copper, memberikan kehangatan yang tak mengganggu kesan elegan. Finishing doff pada pintu ini juga menjadikannya tahan gores dan mudah dirawat, menjadikannya pilihan sempurna bagi mereka yang mengutamakan estetika dan fungsionalitas.

4. Model Single Panel Kayu: Simpel Tapi Mewah

Pintu satu panel dari kayu solid memang selalu menjadi pilihan utama bagi banyak orang, menghadirkan nuansa hangat dan alami yang tak tertandingi. Dengan desain garis vertikal yang dinamis dan pegangan metalik yang elegan, pintu ini berhasil menghindari kesan monoton, menjadikannya sempurna untuk Anda yang mendambakan tampilan rumah yang bersih dan modern.

Meski tampil sederhana, pesonanya tetap memancarkan kemewahan yang tak berlebihan, sementara bahan kayu solid seperti kamper atau jati menjamin daya tahan dan ketahanan terhadap cuaca. Biasanya, pintu ini dipadukan dengan elemen landscape minimalis di area depan rumah, menciptakan harmoni antara alam dan kayu yang membuat hunian Anda semakin hidup dan mengundang.

5. Model Pivot: Pintu Besar dengan Mekanisme Mewah

Pintu pivot kini menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin memberikan sentuhan berbeda pada pintu masuk rumah. Dengan mekanisme yang berputar di titik sumbu, pintu ini menciptakan pengalaman yang terasa eksklusif dan modern. Desainnya yang seringkali besar sangat cocok untuk rumah dengan fasad yang luas, sementara detail garis-garis linear pada permukaan pintu menambah kesan dinamis dan menarik. Meskipun dulu dianggap sebagai barang mewah, kini pintu pivot semakin mudah ditemukan di pasaran lokal, dengan banyak produsen dalam negeri yang menawarkan varian berkualitas tinggi dengan harga yang lebih terjangkau.

6. Pertanyaan dan Jawaban Populer:

Apa keunggulan model pintu satu daun dibanding dua daun?

Model satu daun lebih hemat ruang dan cocok untuk rumah dengan bukaan terbatas.

Apakah pintu minimalis cocok untuk semua jenis rumah?

Ya, pintu minimalis bisa dikombinasikan dengan berbagai gaya arsitektur, mulai dari klasik hingga modern.

Bahan terbaik untuk pintu minimalis outdoor?

Kayu solid seperti jati atau merbau, serta aluminium dengan finishing tahan cuaca, adalah pilihan terbaik.

Bagaimana cara merawat pintu berwarna hitam doff?

Cukup dibersihkan secara rutin dengan kain microfiber dan cairan pembersih khusus agar tetap kinclong.

Apakah pintu kaca aman untuk rumah tinggal?

Ya, selama menggunakan kaca tempered atau laminated yang lebih kuat dan tidak mudah pecah.

  • pintu rumah

  • Desain Pintu

  • pintu minimalis

  • Interior Rumah

  • estetika rumah

  • pintu kayu

  • pintu kaca

  • pintu modern

  • pintu elegan

  • pintu jati

  • Model Pintu Rumah 1 Pintu

  • NAISPR

  • news oke

  • Relevant

EnamPlus


(kpl/mni)

Editor:

Miranti







Rekomendasi


Trending






















KUBET

KUBET

KUBET