KUBET – Menonton Mukbang Saat Berpuasa, Bolehkah Menyaksikan Kenikmatan Makanan?

Menonton Mukbang Saat Berpuasa, Bolehkah Menyaksikan Kenikmatan Makanan?

Ilustrasi makanan khas Arab Saudi (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

Kapanlagi.com – Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, lho! Ibadah puasa sejatinya adalah perjalanan spiritual yang melibatkan kontrol atas seluruh aspek kehidupan kita. Ini adalah momen untuk menjaga lisan, mengendalikan hati agar tidak terjerumus dalam godaan duniawi, serta menjauhkan diri dari segala bentuk dosa.

Puasa adalah proses yang melibatkan tubuh dan jiwa, dan bisa membawa peningkatan kualitas hidup kita, baik secara spiritual, sosial, maupun fisik. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menjalankan puasa dengan sepenuh hati, menghindari segala hal yang bisa membatalkan atau merusak pahala puasa yang telah kita upayakan.

Di tengah cepatnya perkembangan zaman dan dunia digital, kita dihadapkan pada berbagai fenomena baru yang bisa mengganggu konsentrasi kita saat berpuasa. Salah satunya adalah fenomena mukbang. Mukbang, yang berasal dari Korea Selatan, adalah video atau siaran langsung di mana seseorang makan dalam porsi besar dengan suara-suara yang menggugah selera.

Bagi banyak orang, menonton mukbang bisa jadi hiburan yang menyenangkan. Namun, bagi umat Muslim yang sedang berpuasa, fenomena ini patut dipertimbangkan kembali, terutama dari segi hukumnya. Mari kita jaga niat dan fokus kita dalam menjalankan ibadah puasa agar mendapatkan pahala yang maksimal!

1. Hukum Menonton Mukbang Saat Puasa

Dalam dunia puasa, menonton mukbang mungkin tampak menggoda, namun menurut bincangmuslimah.com, aktivitas ini tidak membatalkan puasa kita. Yang menarik, sunnah puasa justru mengajarkan kita untuk menjauhkan diri dari makanan, meski hanya secara visual atau auditori.

Lantas, bagaimana jika yang kita lihat hanyalah tayangan orang makan? Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam kitab Fathul Muin menegaskan bahwa sebaiknya kita menghindari segala bentuk godaan, termasuk suara dan pandangan terhadap makanan yang syubhat.

Sebagai pelengkap, Sayyid Abu Bakar Syatha dalam kitab I’anatu al-Thalibin juga mengingatkan agar orang yang berpuasa menjauhkan diri dari makanan yang meragukan, terutama saat waktu berbuka tiba.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Pentingnya Menjaga Diri dari Hal yang Membangkitkan Nafsu

Selama bulan puasa, sangat disarankan untuk menjauhkan diri dari godaan hawa nafsu, termasuk melihat orang lain yang sedang menikmati makanan.

Meskipun suara orang makan dan pandangan terhadap mereka diperbolehkan, lebih baik jika kita menghindari hal-hal yang dapat membangkitkan keinginan tersebut.

Sayyid Abu Bakar Syatha menekankan pentingnya menahan diri dari mendengar dan melihat sesuatu yang menggoda, karena hal itu bisa membuat kita sulit menahan diri.

Jadi, meskipun tidak membatalkan puasa, sebaiknya kita menghindari tontonan seperti mukbang yang dapat mengurangi pahala puasa kita.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *