
Paus Fransiskus (credit: wikipedia)
Kapanlagi.com – Berita duka datang dari Vatikan: Paus Fransiskus, pemimpin spiritual umat Katolik yang penuh kasih, dilaporkan telah meninggal dunia pada Senin (21/4). Kabar ini tentu mengguncang hati umat Katolik dan seluruh komunitas beragama di penjuru dunia, mengingat sosoknya yang selalu menebarkan cinta tanpa memandang latar belakang. Paus Fransiskus dikenal dengan penampilannya yang khas, selalu mengenakan pakaian serba putih. Namun, busana ini lebih dari sekadar identitas visual; ia menyimpan makna filosofis dan teologis yang mendalam, diwariskan dari generasi ke generasi.
Jubah putihnya bukan hanya simbol kesucian, tetapi juga cerminan nilai-nilai kekristenan yang luhur, seperti kasih, kepolosan, dan kerendahan hati. Setiap elemen busana yang dikenakan Paus — mulai dari cassock, mozzetta, hingga cincin nelayan — mengandung pesan spiritual dan sejarah yang mendalam, terikat kuat dalam tradisi Gereja Katolik Roma.
Namun, mengapa warna putih dipilih dan sejak kapan tradisi ini dimulai? Bagaimana busana itu mengalami transformasi dari simbol kekuasaan menjadi simbol pelayanan? Artikel ini akan mengupas makna di balik pakaian serba putih Paus yang sarat filosofi, dirangkum Kapanlagi.com, Senin (21/4).
Advertisement
1. Awal Mula Tradisi Jubah Putih: Dari Dominikan hingga Paus Pius V
Tradisi jubah putih yang kini identik dengan sosok Paus ternyata berawal dari langkah berani Paus Pius V pada abad ke-16, seorang mantan biarawan Ordo Dominikan yang memilih kesederhanaan dan pengabdian sebagai lambang kepemimpinannya.
Berbeda dengan pendahulunya yang lebih memilih jubah merah sebagai simbol kekuasaan, Pius V dengan tegas mengenakan jubah putih yang mencerminkan nilai-nilai Dominikan, dan keputusan ini pun menjadi standar busana kepausan hingga kini.
Menariknya, catatan tertua mengenai penggunaan jubah putih dalam prosesi pengangkatan Paus dapat ditemukan dalam Ordo XIII yang ditulis pada tahun 1274, di mana Paus Gregorius X disebut mengenakan kombinasi jubah putih dan merah, simbol harmoni antara kasih dan pengorbanan Kristus.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
2. Makna Mendalam Warna Putih: Simbol Kasih, dan Representasi Kristus
Warna putih dalam tradisi Katolik melambangkan kepolosan, kasih, dan kemurnian – sifat yang dilekatkan pada sosok Kristus dan secara simbolis harus tercermin dalam kehidupan dan pelayanan seorang Paus di bumi.
Menurut ahli liturgi abad pertengahan, William Duranti, warna putih adalah representasi kasih sayang dan kepolosan, sementara warna merah yang dulu dipakai Paus di bagian luar jubah melambangkan belas kasihan, membentuk narasi bahwa seorang Paus adalah perwakilan dari pengorbanan Yesus Kristus.
Busana putih yang dikenakan oleh Paus Fransiskus tidak hanya menegaskan misinya sebagai pemimpin rohani tetapi juga sebagai simbol dari kemurnian pelayanan yang harus dijalankan dengan rendah hati, terlepas dari segala kemewahan duniawi yang dapat menyilaukan. Banyak yang mengaggumi pakaian putih yang dikenakan oleh Paus Fransiskus ini, termasuk salah satunya Perancang mode asal Indonesia Adrie Basuki.
“Penampilan Paus Fransiskus dalam kesederhanaan sesungguhnya menggambarkan bahwa dalam fesyen yang paling penting adalah bisa menggambarkan persona diri tanpa harus terpengaruh dengan opini publik,” katanya, mengutip Merdeka.com.
Advertisement
3. Elemen Busana Paus: Dari Zucchetto hingga Cincin Nelayan
Setiap bagian dari pakaian Paus memiliki fungsi dan simbol yang kuat, mulai dari zucchetto – topi putih kecil yang hanya dikenakan oleh Paus – hingga mozzetta, mantel pendek yang melambangkan otoritas spiritual dan hanya dikenakan oleh pejabat tinggi gereja.
Paus juga mengenakan cassock atau soutane, jubah panjang berwarna putih polos yang dipadukan dengan oversleeves dan pectoral cross – salib dada yang sering kali menggambarkan Yesus membawa seekor domba, menandakan pemeliharaan dan kasih terhadap umat.
Cincin nelayan, yang mengacu pada kehidupan Santo Petrus sebagai nelayan sebelum menjadi Paus pertama, menjadi simbol pengesahan kepausan dan digunakan untuk menandatangani dokumen resmi, menjadikannya sebagai penghubung antara masa kini dan warisan apostolik.
4. Transformasi Mode Kepausan: Dari Ornamen Emas ke Kesederhanaan Fransiskus
Dalam era modern, khususnya setelah Konsili Vatikan II, banyak Paus mulai menyederhanakan ornamen pakaian mereka sebagai bentuk penyesuaian terhadap semangat zaman dan upaya mendekatkan gereja kepada umat secara inklusif dan penuh empati.
Paus Fransiskus secara konsisten menolak simbol-simbol kemewahan dalam berpakaian, lebih memilih pectoral cross dari perak dibanding emas, mengenakan jam tangan sederhana, serta sepatu hitam polos, sebagai bentuk pernyataan sikap akan pelayanan yang tidak bersandar pada tampilan luar.
Langkah ini menandai pergeseran signifikan dari simbol kekuasaan menuju simbol kesederhanaan dan komitmen terhadap kaum miskin, menjadikan pakaian putih Paus tidak lagi sekadar warisan, tetapi cerminan aktual dari filosofi hidup yang dijalani.
5. Pakaian Liturgis dan Perayaan: Saat Busana Jadi Simbol Upacara Rohani
Selain pakaian harian, Paus juga mengenakan busana liturgis khusus saat misa dan upacara keagamaan, seperti mitra – topi runcing yang menjadi lambang otoritas keimaman – serta chasuble, jubah luar yang melambangkan otoritas pastoral dan berubah warna sesuai kalender liturgi.
Pallium, sejenis selendang dari wol yang dikenakan di atas bahu, menjadi simbol penggembalaan dan otoritas pengajaran, sementara stola yang diselempangkan di leher menegaskan peran sakramental dan pelayanan Paus dalam misa.
Tiara kepausan yang dahulu menjadi mahkota simbol kekuasaan duniawi kini telah ditinggalkan sejak Paus Paulus VI meletakkannya sebagai simbol solidaritas kepada kaum miskin, menegaskan bahwa kepemimpinan rohani tak membutuhkan lambang duniawi untuk menjadi otentik dan bermakna.
6. FAQ
1. Mengapa Paus selalu memakai pakaian putih?
Pakaian putih melambangkan kepolosan dan kasih, serta merupakan warisan dari Paus Pius V yang merupakan biarawan Dominikan.
2. Apakah semua pejabat gereja memakai warna putih?
Tidak. Warna putih hanya untuk Paus, sementara kardinal memakai merah, uskup ungu, dan imam biasa hitam.
3. Apa fungsi dari zucchetto yang dipakai Paus?
Zucchetto adalah topi kecil simbol kerendahan hati dan hanya boleh dikenakan oleh Paus dalam warna putih.
4. Mengapa tiara Paus tidak lagi digunakan?
Tiara ditinggalkan oleh Paus Paulus VI sebagai bentuk penolakan terhadap simbol kemewahan dan kekuasaan duniawi.
5. Apakah ada makna tertentu dari cincin nelayan yang dikenakan Paus?
Cincin nelayan melambangkan warisan dari Santo Petrus, Paus pertama, dan digunakan sebagai simbol resmi pengesahan dokumen.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)